-->
 

Analisis Volume

Analisis volume adalah sebuah alat analisis yang berbeda dengan alat analisis lainnya, perhitungan analisis volume berasal dari harga. Secara mendasar, analisis volume menjadi basic ekonomi mikro dengan hukum permintaan dan penawaran.

Bila permintaan naik maka harga akan naik

Bila permintaan turun maka harga akan turun

Bila volume tinggi maka harga akan naik

Bila volume turun maka harga akan turun
Bila harga naik dan permintaan turun maka harga akan turun

Bila harga turun dan permintaan naik maka harga akan naik

Bila harga naik dan volume turun maka pada masa yang akan datang harga akan turun

Bila harga turun dan volume naik maka pada masa yang akan datang harga akan naik

Selain dapat menentukan konfirmasi kenaikan harga maupun penurunan harga serta melakukan analisis pergerakan harga pada masa yang akan datang. Volume juga bisa dijadikan sebagai penentu analisis seperti apakah suatu harga mampu menembus (breakout) support dan resistance atau mampu membantu pada support dan resistancenya.

Ketika terjadi penurunan harga dan peningkatan volume berarti pada masa yang akan datang akan terjadi peningkatan harga dimana reversal tersebut dapat ditunggu dari munculnya nilai transaksi volume dalam jumlah diatas nilai rata-rata volume biasanya.

Pada saat harga turun dan volume naik maka akan terjad sebuah reversal pattern, dan untuk melakukan reversal pattern diperlukan suatu volume sebesar 2x lipat dari nilai volume rata-rata (SMA 20). SMA 20 adalah pergerakan rata-rata volume yang terjadi selama 20 hari bursa berturut-turut. Pada saat harga naik dan volume naik maka kenaikan harga dapat terus berlanjut dalam kondisi selanjutnya.

Analisis volume dapat digunakan pada saat harga sedang meroket naik maupun padaa saat harga menukik tajam. Analisi volume tidak terlalu sulit namun tetap saja perlu ditunjang dengan analisis lain agar tidak terjebak oleh penurunan harga atau kenaikan harga yang tidak sesuai dengan keinginan kita.


Cara Analysis Volume dan Moving Average Saham
Analisis Volume dan Moving Average (pixabay.com)


Moving Average

Moving average berfungsi sebagai penentu trend dan support resistace. Moving average adalah garis yang didapat dari perhitungan harga saham sebelum hari ini, bila dikatakan moving average 30 maka artinya adalah rata-rata pergerakan harga saham 30 hari kebelakang. Moving average dapat dibuat dari nilai opening, closing, high maupun low, namun secara umum digunakan harga penutupan. Moving average terdiri dari beberapa jenis.
  1. Simple moving average
  2. Exponential moving average
  3. Weighted moving average
  4. Triangular moving average

Masih banyak lagi moving average lainnya yang didapat dari regresi (Least square moving average), turunan kedua dari exponential moving average (Double exponential moving average) dan lain sebagainya. Yang membedakan dari semuanya adalah pola penghitungan rata-ratanya, yang memberatkan suatu nilai periode tertentu dianggap lebih berbobot dan dihitung berdasarkan volatilitas yang berubah.

Saya akan fokus pada penjelasan simple moving average dan exponential moving average. Karena kita juga tidak terlalu memerlukan suatu hal yang complicated sehingga kita juga tidak terlalu membutuhkan banyak definisi dan tools yang semakin rumit. Namun pada intinya, moving average yang dimodifikasi adalah untuk mendapatkan moving average yang semakin valid.

Pada penggunaan 2 moving average dapat mengonfirmasi kita akan terjadinya perubahan trend yang lebih mudah. Moving average yang lebih kecil biasanya akan lebih dekat dengan candlestick kita dibandingkan moving average yang lebih panjang. Pada saat moving average kecil menembus moving average yang besar dari atas disebut dengan Death Cross, dan moving average kecil menembus moving average besar dari bawah keatas disebut dengan Golden Cross.

Kesimpulan:
Simple moving average mempunyai 2 fungsi, yaitu sebagai penentu trend dan sebagai support dan reistance.

Bila candlestick berada diatas moving average dapat dikatan harganya mengalami penguatan, sedangkan bila dibawahnya mengalami pelemahan.

Ketika candlestick berada diatas moving average dan setelah pada garis moving average lalu memantul naik maka dapat dikatakan bahwa moving average berperan sebagai support, sedangkan ketika candlestick berada dibawah moving average dan candlestick menerobos keatas moving average namun setelah menyentuh kembali terpantul kebawah artinya moving average tersebut berlaku sebagai resistance.

Bila moving average yang lebih kecil menembus keatas moving average yang lebih besar, maka dapat dikatakan bahwa harga mengalami penguatan. Namun bila moving average yang lebih kecil menembus kebawah moving average yang lebih besar maka harga mengalami pelemahan.

Posting Komentar

  1. Are you presently looking to ways to get worldwide recognition quickly? You simply need to Buy Facebook Followers to get well-known online. buy followers on facebook

    BalasHapus

 
Top